Penilaian Akhir Semester (PAS) Berbasis Komputer dan Smartphone (BKS) tahun ini memasuki tahun ketiga sejak tahun pelajaran 2018/2019. Berbeda dengan tahun sebelumnya, gelaran PAS-BKS tahun ini dilaksanakan dengan sistem 'shif' selama empat kali putaran. Tiap sesi ada lima ruangan peserta. Tiap ruang ujian diisi oleh masksimal 20 (dua puluh) peserta. Peserta diperlakukan dengan menerapkan 'prokes' yang ada, seperti wajib memakai masker, cuci tangan sebelum masuk ruangan dan jaga jarak. Hal ini dilakukan karena masih situasi pandemi COVID-19 yang masih melanda daerah dan negeri ini.
Penilaian Akhir Semester (PAS) yang merupakan penilaian pada saat akhir semester ganjil ini bertujuan melakukan evaluasi pembelajaran baik daring maupun kombinasi daring dengan tatap muka terbatas selama satu semester. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru mata pelajaran melalui panitia sekolah dari sejumlah kompetensi dasar yang dibelajarkan selama satu semester. Untuk melihat kompetensi peserta didik, soal-soal PAS diberikan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian.
Aplikasi yang digunakan dalam penilaian akhir semester (PAS) kali ini adalah google formulir. Peserta mengerjakan soal sesuai jadwal yang diberikan panitia dengan meng-klik 'link' yang dibagikan panitia. Menurut sekretaris panitia, Hodari,S.Pd, peserta yang menggunakan PC sekolah dan handphone android miliknya akan hanya bisa mengirim jawabanl satu kali." jadi peserta hanya akan dibatasi mengerjakan dan mengirim jawaban tiap mata pelajaran sebanyak satu kali, nanti akan diketahui dalam laporan dalam bentuk'spreadsheet' mulai dari pukul berapa ia mengirim soal, nama, kelas, dan skor yang diperoleh." ujar alumnus Pendidikan Matematika Universitas Jember ini.
Sesuai pantauan, pelaksanaan PAS-BKS dengan sistem'shift' ini secara umum berlangsung lancar, meskipun ada beberapa peserta yang kadang mengeluh karena jaringan wifi yang digunakan terputus dan 'ngadat'. "ya, karena banyaknya peserta tiap sesi bisa mencapai 60-100 peserta, jadi mereka kadang harus menggunakan internet paketan milik sendiri. Mungkin ke depan perlu diupayakan 'unifi' yang bisa menjangkau jumlah dan jarak peserta lebih banyak dan perlu juga barangkali menambah kapasitas internet sekolah agar bisa leluasa digunakan oleh semua kalangan di sekolah ini," pungkas Hodari. (admin-mam)
Jadilah yang pertama berkomentar di sini