Teguh dalam Iman, Tuntas dalam Iptek, Tegak Menatap Masa Depan
Oleh: Hairul Anwar, S.E
Tak ada sesuatu yang baik secara total atau buruk secara total. Masing-masing punya kelebihan sekaligus kekurangan. Demikian pula dengan pandemi Corona atau yang biasa disebut Covid-19. Wabah ini sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya. Ulang tahun yang tidak berisi suka cita, tak seperti ulang tahun pada umumnya. Meski nampak hampa dari suka cita, sebenarnya ada sisi positif yang bisa mengantarkan manusia pada suka cita. Berikut ini, penulis akan mengulas positif dan negatif dari Covid-19.
Dari segi dampak negatif, sudah terlampau banyak dampak yang dihadiahkan Corona terhadap umat manusia. Roda ekonomi menjadi macet, perusahaan dan pabrik tidur panjang, interaksi sosial tinggal kenangan yang membisu dan masih banyak lagi. Di antara akibat negatif Covid-19 ialah dalam hal pendidikan. Semenjak virus ini diberitakan mewabah di tanah air, pendidikan ikut ambil bagian menjadi korban. Pola pengajaran yang lumrahnya tatap muka harus beralih ke dunia maya. Akibatnya, KBM tidak berjalan maksimal. Cukup banyak siswa hanya mengisi daftar hadir online, namun tidak serius mengikuti pengajaran. Selain itu, kuota kerap menjadi kendala. Kuota membutuhkan bekal ekonomi yang memadai. Sayangnya, laju ekonomi menjadi tersendat pula oleh virus yang satu ini. Pada gilirannya, baik siswa maupun guru menghadapi dilema; antara meneruskan KBM dengan kuota yang menipis atau tidak sama sekali, lantaran ekonomi belum menemukan titik pasti.
Lain lagi dengan kecenderungan banyak siswa terhadap sensasi. Pendidikan daring justru menjadi kesempatan bagi mereka untuk menghabiskan kuota dengan main game. Tak pelak lagi, kuota yang mestinya disalurkan pada KBM terkuras habis oleh permainan virtual. Tatkala kuota habis, KBM menjadi korban.
Di pihak lain, guru hanya dapat berbagi pengetahuan, sementara tugas yang paling utama, yakni mendidik terkucilkan. Pasalnya, mendidik adalah memberi contoh keteladanan. Tentu amat susah, bahkan tidak bisa memberi contoh, jika pengajaran berlangsung secara virtual. Akibatnya, pendidikan mengalami kemerosotan. Pendidikan lantas hanya menjadi sarana berbagi pengetahuan, namun kurang keteladanan.
Di sisi lain, pandemi turut membawa dampak positif, khususnya bagi guru. Melalui KBM daring, guru tertantang untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar. Guru tertuntut untuk mengemas materi lebih menarik lagi ketimbang sebelumnya. Di samping itu, KBM daring bisa menjadi solusi bagi keabsenan guru sebagaimana biasa terjadi sebelum pandemi. Sebelum pandemi menyerang bumi, guru mutlak harus tatap muka dengan siswa. Jika berhalangan, tak ada solusi lain dalam melanjutkan KBM. Melalui pandemi, tercetuslah ide baru tentang sistem pengajaran, yaitu KBM daring. Dengan demikian, guru yang berhalangan hadir menemukan solusi yang bisa memadukan antara kepentingan luar sekolah dan kepentingan dalam sekolah.
Tidak hanya itu, melalui KBM daring, guru memiliki waktu lebih banyak di rumah. Dengan demikian, kebersamaan dengan keluarga meningkat, mendidik anak sendiri bisa lebih intens dilakukan dan mengembangkan minat di luar sekolah dapat diwujudkan.
KBM daring alangkah baiknya tetap dilanjutkan, meski pandemi selesai, sebagai solusi bagi guru yang berhalangan hadir. Selain itu, pemerintah diharapkan menjadikan kemakmuran pendidikan Sumenep, khususnya dari segi fasilitas sebagai visitnya. Pasalnya, pendidikan jauh lebih penting ketimbang wisata.
Komentar (0)